Hal yang Perlu Diketahui Seputar Degenerasi Pendengaran

Hal yang Perlu Diketahui Seputar Degenerasi Pendengaran

\"134014_24501_pendengaran\"JPNN.com SURABAYA - Jangan abaikan aktivitas rutin sehari-hari yang melibatkan pendengaran dan suara keras di atas rata-rata.

Sebab, hal itu bisa mempercepat degenerasi atau penurunan fungsi pendengaran di usia dini. Padahal biasanya degenerasi mulai terjadi di usia 60 tahun ke atas.

Namun karena efek yang dipicu oleh aktivitas tersebut degenerasi bisa terjadi di usia 40-an.

Hal itu dijelaskan oleh dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan-kepala leher RS Adi Husada Undaan Wetan, dr Stephani Linggawan, SpTHTKL.

Menurutnya, aktivitas rutin yang membuat kinerja telinga terganggu akan mempercepat proses degenerasi.

Sering bersinggungan dengan suara di atas 80 desibel dan terjadi berulang-ulang menjadi salah satu pemicu degenerasi pendengaran.

Sebut saja pekerja sound system yang terbiasa mendengar suara keras. Ada juga pekerja pabrik yang sering mendengar suara bisingnya mesin.

“Penyiar radio juga berbahaya. Karena sering mendengarkan menggunakan headphone secara berlebihan,” jelasnya, Selasa (22/11).

Suara di atas 80 desibel membuat gendang telinga terganggu.

Gendang telinga akan sering bergetar untuk menyampaikan suara yang ditangkap.

Begitu pula dengan cochlea atu rumah siput. Getaran yang keras dari gendang telinga bakal membuatnya cepat lelah.

“Pada saat itu, organ telinga akan bekerja secara maksimal. Parahnya itu terjadi secara terus menerus. Pada usia produktif atau antara usia 17 hingga 35 tahun, hal itu tak akan terlihat. Namun, efeknya terasa saat mulai menginjak usia 40 tahun,” kata dokter Stephani.

Jika dibiarkan akibatnya bisa fatal, degenerasi akan terjadi.

Mereka akan mengalami tuli skala ringan. Dimana penderita hanya bisa mendengar suara diatas 40 desibel.

Artinya, mereka tak bisa diajak berbincang secara normal.

Degenerasi pendengaran dini bisa terdeteksi, itu ditandai dengan berbagai gejala yang muncul akibat efek suara yang sering didengarkan.

Di antaranya adalah telinga yang sering mendengung atau disebut tinitus.

Tinitus dipicu karena seringnya telinga mendengar volume diatas 60 desibel secara kontinyu. Karena itu, jika gejala sudah nampak, aktivitas mesti dibatasi.

“Mungkin, volume suara yang sering didengar bisa dikecilkan. Atau jika bekerja di pabrik, gunakan penutup telinga saat bekerja. Dengan begitu, degenerasi dini tak akan terjadi,” pungkasnya.

(gus/nur/JPG)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: